Raja Maling VS Syeikh ( cerita fiksi lucu )

Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.
Konon katanya ada seorang santri yang sangat alim, pintar, dan cerdas hidup disebuah pesantren kecil lumayan jauh kepojok hutan. Santri ini terkenal sangat mahir dan cerdas dalam segala hal. Bahkan setiap ada undangan lomba, ceramah semua diserahkan kepada santri itu. Sampailah ia pada masa dimana dia harus meninggalkan pesantren. Untuk yang terakhir kali sang kyai berpetuah nasehat kepada santri itu.

 “Semua ilmu yang ada dipesantren ini sudah kamu kuasai lee, bahkan sudah melebihi dari ilmu yang saya punya. Buku-buku disinipun sudah habis kau baca. Saran dari saya pergilah kamu ke negri arab sana! Belajarlah disana dengan baik,” kata sang kyai sambil batuk. Sang santripun pamit untuk pulang menemui keluarga untuk selamanya. Perpisahan mereka pun terjadi.

Ternyata santri itu adalah seorang anak tunggal dari seorang raja maling yang sangat terkenal didaerahnya. Bahkan dia adalah buronan yang sangat dicari-cari. Sampai-sampai raja maling ini polisi pun tidak ada yang bisa menangkapnya. Konon katanya sang bapak punya ilmu kanuragan yang tinggi. Sengaja dia menyekolahkan anaknya di pesantren, karena dia ingin anaknya bisa menjadi lebih baik dari dirinya.


Ketika sang santri sampai dirumah, sanak kerabat semua bergembira ria. Karena mereka tahu keberhasilan anak satu-satunya mereka. Hari berganti hari sang anak pun ingin mengutarakan pesan yang diberikan kepadanya dari sang kyai. “bapak, kata mbah kyai aku harus pergi ke negri arab untuk melanjutkan belajarku,” katanya polos. “hmmm.. gthu toh lee? Yo wis, besok kamu siap-siap sana, keperluan apa aja tinggal bilang sama bapak, “ dengan lagak raja maling bapaknya menjawab. Dengan gembiranya sang anak mendengar persetujuan dari bapaknya menjawab “nggeh bpak.”

Tibalah hari dimana santri ini harus meninggalkan negri tercinta Indonesia. Perpisahan dan tangis haru tak terbendung dari sanak saudaranya. Tetapi ya beginilah resiko belajar jauh, mau tidak mau harus dijalani.

Di negri arab nan jauh disana. Dia belajar kepada seorang syeikh besar pada masa itu. Tahun berganti tahun kejadian yang sama terjadi sama seperti dipesantrennya dulu. Kecerdasannya membuat syeikh ini terkagum-kagum.

Suatu hari sang syeikh berkata,“muridku, semua ilmu yang kupunya telah kau pelajari semua dengan baik. Tapi tinggal satu lagi ilmu yang akan kuberikan kepadamu dengan satu syarat akan kuberikan.”

 “apa syarat yang harus kulakukan untuk bisa mendapatkan ilmu itu guru?” Tanya santri. “ku ingin bertemu ayahmu. Ayahmu pasti seorang ayah yang baik budi pekertinya, pintar cerdas sama sepertimu,” jawab sang syeikh. Bergetarlah hati sang santri seakan mendengar tahu bahwa kiamat akan datang.
 Dia tahu bapaknya adalah seorang raja maling yang sakti. Bahkan bapaknya sangat tidak tahu ilmu agama. Timbul kebingungan antara dia menerima syarat yang diberikan syeikh atau tidak. Akhirnya dia menerimanya dengan berat hati. Tapi dia yakin Allah pasti menolongnya.
Pergilah sang santri ke Indonesia menjemput bapaknya. Sesampainya dia sampaikan salam dari syeikh dan mengatakan syarat yang harus dia lakukan. Tenyata bapaknya sang raja maling tak takut sedikitpun, tidak gentar sedikitpun mendengar syarat itu. Dengan lantang bapaknya pun  menjawab “mana syeikh itu? Gak takut bapak !!!”. timbullah optimis dalam hati santri itu yang membuat hatinya sedikit tenang.

Setiba  di salah satu bandara negri arab, bapaknya mengikuti gaya anaknya memakai baju gamis panjang seperti jubah berwarna putih. Dalam perjalanan mereka menuju rumah syeikh, mereka melewati sebuah pasar. Namanya juga raja maling ketika melihat ada ayam jantan gagah yang belum pernah dilihatnya diindo, tangan kanannya langsung saja menyambar kemudian memasukkannya kedalam jubah.

Dan ternyata sang anak tidak tahu yang telah bapaknya perbuat. Keren abis nih bapak. Akhirnya sampai juga dirumah sang syeikh.“assalamu’alaikum syeikh, ini ayahku dari Indonesia.” Sapa santri kepada syeikhnya. Beberapa menit setelah kedatangannya santri itu dipanggil oleh syeikhnya. Kemudian berkata “langsung saja sekarang ku ingin bertemu dengan ayahmu empat mata ! empat mata saja. Aku dan ayah kamu.” Bisik sang syeikh tidak sabar. “waduh ! bapakku gak bisa bahasa arab. Gimana nih?” sambil deg-degan mendengar permintaan syeikh santri bergumam dalam hatinya.

 Akhirnya disampaikannya keinginan syeikh kebapaknya, “siap !!”kata bapaknya optimis. Agak sedikit ragu anaknya mengangguk iya.
Dalam sebuah ruangan mereka bertemu empat mata. Terjadilah percakapan singkat tanpa suara.

Pertama,
Syeikh : (sambil mengarahkan telunjuknya ke atas agak condong ke arah raja maling).
Raja maling : (menjawab dengan mengarahkan dua jari teluntuk dan tengah ke langit agak renggang sambil menggoyang-goyangkan kekanan dan kekiri).

Kedua,
Syeikh : (menatap sang raja maling sambil menunjukkan jari telunjuknya ke langit).
Raja maling : (menjawab dengan cepat mengarahkan jempol ke bumi).

Ketiga,
Syeikh : (dia mengeluarkan telor dari sakunya dan menunjukkan kepadanya).
Raja maling : (dengan sigap mengeluarkan ayam dari balik jubahnya).
selesailah percakapan mereka, sang syeikh langsung menemui muridnya. Syeikh berkata, “ ayah kamu sungguh luar biasa, dari tiga pertanyaan yang kuberikan semua dijawab dengan benar. Pertama kumengatakan bahwa Allah itu esa dan kemudian ayahmu menjawab dengan isarat singkat (Allah tiada dua/yang menyekutuinya). Kedua kumengatakan bahwa Allah menciptakan langit, kemudian ayahmu menjawab (Allah juga menciptakan bumi). Ketiga kumengatakan Allah menciptakan telur dan ayahmu menjawab( Allah menciptakan telur dari ayam). Subhanallah.” Mendengar paparan sang syeikh takjublah dia kepada ayahnya.

Giliran bapaknya yang menemui anaknya sambil berkata, “tahu gak lee? Ternyata semua soalnya gampang-gampang semua,”dengan lagak sombong. “pertama lah! masa syeikh kamu itu  nantang bapak dengan nunjuk-nunjuk jarinya kemata bapak, ya langsung bapak tangkis toh lee. Trus,masa bapak diolok-olok dengan nunjuk-nunjuk jari tengah ke atas ( bapak santri sudah agak rabun) , ya bapak bales pakai jempol kebawah, bener toh lee?. Ketiga masa syeikh besar gthu cuman ngeluarin telor ayam aja? Yah, bapak gak mau kalah, bapak keluarin ayam dari dalam baju bapak.” Seketika sang anakpun tersenyum-senyum lucu sendiri mendengarkan pemaparan sang syeikh dan bapaknya yang sangat berbeda. TAMAT.

NB: cerita ini di ambil Uskudar Istanbul, alamat FB: Al-Akh Abdul Aziz '


Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "Raja Maling VS Syeikh ( cerita fiksi lucu )"

Post a Comment

SILAHKAN share